Sepangkeng Kisah Gereja Katolik Kampung Sawah (15)


Pemberkatan Saung Maria - Foto : Istimewa

Kampung Sawah Emang Kagak Ada Matinya

Pastor pengganti Romo Kurris adalah Romo Y.E Heru Murcahyana SJ, imam muda yang dikenal juga dekat dengan umatnya. Ia banyak dibantu oleh Romo Antonius Soetanta SJ, pastor yang juga pemusik, pencinta anak, dan penggubah lagu.

Kemudian, Paroki Santo Servatius Kampung Sawah dikepalai oleh Romo Albertus Hani Rudi Hartoko, SJ, seorang imam muda. Catatan sejarah terbaru yang patut ditoreh adalah pada tanggal 15 Mei 2005, ketika diadakan peresmian dan pemberkatan Saung Maria Fatima oleh Bapa Kardinal Julius Darmaatmadja, SJ, bertepatan dengan pengumatan dimulainya “Perayaan Syukur 200 th Gereja Katolik di Jakarta”. . Perkembangan jumlah umat Katolik Kampung Sawah berdasarkan data statistik tahun 2005 adalah sekitar 6.500 orang. Paroki Kampung Sawah pun telah berkembang menjadi 8 wilayah dan 46 lingkungan.

Selain Saung Maria, Romo Hani banyak melakukan renovasi bangunan agar semakin dekat dengan budaya Betawi Kampung Sawah di antaranya, pagar depan gereja yang direnovasi dengan corak betawi, pembuatan Pusat Dokumentasi Betawi dan lumbung Betawi sebagai simbol budaya menabung. Budaya Betawi tak sekadar menjadi dasar sejarah Kampung Sawah, tapi budaya Betawi telah jalin-menjalin dengan kehidupan religi umat Kampung Sawah.
 

Tanggal 2 Juli 2006, umat Paroki Santo Servatius Kampung Sawah mengadakan Misa Syukur 200 tahun Gerja Katolik di Jakarta, di Buperta Cibubur, Jakarta Timur. Paroki Santo Servatius digembalakan oleh 3 romo, Romo Hani, S.J., Romo A.Sutanta, S.J dan Romo Irsan. Setelah era Romo Hani, pada tahun 2008, Romo Sarto Pandojo SJ memimpin paroki didampingi oleh Romo Rekan Dwi Kristanto SJ. 

Perlu dicatat juga beberapa frater yang sempat berkarya di Kampung Sawah, yang kini telah menjadi Romo, yaitu Romo Dwiko SJ, Romo Windar Sj, Romo Michael Pr, dan masih banyak yang lain. 

Mulai bulan Agustus 2009, Romo Kepala Paroki Santo Servatius adalah Romo Chris Purba SJ yang didampingi oleh Romo Rekan Agustinus Suharyadi SJ dan Romo Antonius Sutanta SJ. Mereka bertiga bergulat di Kampung Sawah yang "kagak ada matinya", menggembalakan 8.000 lebih umat yang terbagi menjadi 56 lingkungan.

Memang, meski umat Paroki Servatius sangat beragam, terdiri dari etnis Jawa, Betawi, Flores, Tapanuli dan Batak, Tionghoa, Sunda dan etnis lainnya, namun tak dapat dipungkiri, perjalanan sejarah paroki sangat lekat dengan tanah dan manusia Betawi Kampung Sawah. Gereja Kampung Sawah. Gereja Allah.

Woiii, umat Paroki Servatius. Kalo pada punya berita apa kek, poto apa kek, kegiatan apa kek, mao nyang lingkungan, apa nyang kategorial bisa ditongolin di media, kirim aja ke : parokisantoservatius@gmail.com