Jambore Cinta Lingkungan: Peduli Lingkungan sejak dini dan dari sekarang


Ketika pohon telah habis ditebang, ketika perairan sudah tercemar, ketika polutan telah meracuni udara kita, mungkin disitu kita baru sadar betapa berharganya lingkungan bagi kehidupan manusia

Sepenggal pernyataan di atas mungkin bisa sedikit menggugah hati kita untuk kembali sadar betapa berharganya lingkungan bagi segala aspek kebidupan di dunia. Lingkungan adalah unsur yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, bagaimanapun juga kita hidup di lingkungan, berdampingan dalam lingkungan dan menyatu dengan lingkungan. Menurut Michael Allaby pengertian lingkungan hidup adalah the physical, chemical and biotic condition surrounding and organism. Lingkungan tidak hanya terdiri dari elemen air, udara, tanah, namun segala sesuatu yang ada di alam raya ,baik biotic maupun abiotik, kesemuanya adalah bentuk kompleks yang tidak bisa dipisahkan lagi.

Semakin hari semakin banyak permasalahan lingkungan yang harus dihadapi manusia. Mulai dari bencana alam sampai bencana yang muncul akibat kelalaian manusia sendiri. Tidak bisa dimungkiri bahwa seiring berkembangnya zaman, kemampuan manusia untuk memiliki sikap cinta lingkungan juga semakin berkurang.

Hal ini terjadi karena manusia masa kini lebih mementingkan perkembangan teknologi dan kebudayaan modern, daripada berpikir tentang bagaimana cara mencegah banjir dan tanah longsor. Meskipun kelihatannya sepele, memiliki empati terhadap lingkungan sekitar merupakan kemampuan yang harus dimiliki setiap orang.

Agar lingkungan yang sudah semakin terpuruk ini tidak menjadi musnah, sebagai orang tua, guru, dan orang dewasa, kita berkewajiban untuk menjaga lingkungan ini supaya anak cucu nanti masih bisa melihat langit biru yang cerah dan hamparan hijau hutan yang indah.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menanamkan sikap cinta lingkungan kepada anak sejak dini. Kenapa anak-anak? Karena mereka seperti kertas putih yang kosong dan tidak berisi. Jika sejak kecil mereka sudah diajari hal-hal yang baik, ketika tumbuh dewasa anak akan menjadi seseorang yang bermanfaat.

Begitupun soal cinta lingkungan. Jika sejak kecil kita sudah menanamkan sikap untuk berempati terhadap lingkungan sekitar, bukan tidak mungkin saat dewasa mereka akan turut serta dalam menyelamatkan lingkungan yang sebelumnya gagal diselamatkan karena kelalaian dan ketidakpedulian kita. Maka dari itu seksi lingkungan hidup Paroki Gereja St Servatius Kampung Sawah melaksanakan kegiatan JAMCILA untuk generasi muda.

Apa itu JAMCILA ?? JAMCILA itu singkatan dari Jambore Cinta Alam. JAMCILA itu sendiri adalah gerakan untuk mengajarkan generasi muda untuk berempati terhadap lingkungan sekitar kita. Kegiatan Ini dilaksanakan pada tanggal 14 - 15 April 2018 Di Civita Youth Camp, Ciputat, Tanggerang. Peserta yang ikut kegiatan ini berasal dari siswa - siswi Kelas 4 - 5 SD dari SD Strada Nawar, Strada Kampung Sawah, dan Strada Cakung serta siswa - siswi kelas 7 - 8 SMP Strada Nawar dan Strada Kampung Sawah.

Di hari pertama, siswa - siswi di perkenalkan tentang awal dan asal mula bumi beserta penciptaannya dan tentang penghijauan apa yang harus dilakukan di lingkugan di sekitar kita. siswa - siswi juga menuliskan harapan lingkungan dan menempelkannya di Pohon harapan yang sudah disiapkan panitia. Kemudian sesi selanjutnya membahas global warming dan green culture.

Pada hari kedua, mereka diajak untuk meditasi dan berkeliling lingkungan di civita youth camp untuk menyapa alam yang berada di sekitar mereka. Setelah itu siswa - siswi mendapatkan materi tentang WASH / watersanitation and hygiene dari Bu Asti ( kepala sekolah Tarakanita ). Pada materi WASH tersebut, siswa - siswi mendapatkan praktek langsung dari Bu Asti tentang pengelolaan limbah dari hasil manusia dan bakteri pada diri manusia. Selanjutnya siswa - siswi bermain games yang terbagi dalam beberapa pos.

Pos pertama siswa - siswi materi pembuatan pupuk kompos dari sisa atau limbah manusia, seperti sisa sayuran dan buah, plastik, kotoran hewan, dan lain - lain menggunakan alat dekomposer dan cairan EM4 untuk membuat limbah tadi menjadi pupuk . setelah sudah jadi siswa - siswi menanam bibit sawi menggunakan pupuk kompos. Di Pos kedua, siswa - siswi mendapatkan materi tentang pengelolaan limbah kertas. limbah kertas yang menjadi sisa diolah dengan cara di hancurkan menjadi halus menggunakan blender dan di saring lalu di berikan lem lalu di cetak kembali menggunakan screen yang sudah disediakan. di Pos ketiga , siswa - siswi mendapatkan pengelolaan limbah bungkus makanan dan minuman untuk menjadi barang.

Setelah games , siswa - siswi dikumpulkan dan dilanjutkan dengan misa ekaristi dan pemberkatan serta pelantikan LASKAR MUSA. LASKAR MUSA dilantik oleh Romo Bei di Kapel Civita Youth Camp. Romo Bei berpesan agar siswa - siswi  LASKAR MUDA menjadi pencetus pelestarian alam disekitar kita.

Penulis: Gregorius Aldi 

Editor: Raimundus Brian Prasetyawan

Woiii, umat Paroki Servatius. Kalo pada punya berita apa kek, poto apa kek, kegiatan apa kek, mao nyang lingkungan, apa nyang kategorial bisa ditongolin di media, kirim aja ke : parokisantoservatius@gmail.com