Kolumbarium: Solusi Di Tengah Makin Sulitnya Tanah Makam
Makam menurut beberapa orang merupakan tempat yang dianggap angker atau seram. Tapi dimakam ini pula merupakan tempat dimana orang-orang beriman yang kita sayangi dan cintai dimakamkan. Melihat realita saat ini tanah untuk pemakaman sangatlah sulit, apalagi makam untuk umat Katolik.
Hal ini lah yang dialami oleh Umat St.Servatius Kampung Sawah. Dengan populasi umat yang ada +/- 11.000 umat yang tersebar di 13 wilayah dan 57 lingkungan tentunya penting dipikirkan sebuah makam. Apabila ada anggota keluarga, sanak saudara atau umat yang meninggal dunia.
Gereja Servatius saat ini memiliki 2 makam Katolik dimana kondisinya semua sudah penuh untuk menampung umat apabila terjadi peristiwa kematian. Sie. Marius salah satu seksi yang bekerja dalam pelayanan jenasah/orang meninggal di Paroki Servatius merasakan betapa sulit sekali mencari makam apabila terjadi kematian. Terkadang apabila ada yang meninggal dunia, diberikan solusi untuk dibawa ke makam di Pondok Ranggon atau makam di Jati Sari dimana makam tsb adalah milik pemerintah.
Untuk mengantisipasi hal tersebut pengurus Gereja, Sie. Marius sudah merumuskan sebuah konsep pemakaman yaitu KOLUMBARIUM. Dimana konsep ini mengadopsi cara atau pola pemakaman yang ada di berbagai daerah seperti di Girisonta Semarang atau di Makam Romo Sandjaja Muntilan. Dimana setiap jenasah yang usianya sudah lebih dari 10 tahun akan dipindahkan dari tanah ke dalam kotak yang tertata rapi seperti Loker.
Inisiatif atau ide ini sudah ada sejak 2009 lalu, akan tetapi banyak sekali kendala yang dialami oleh pihak gereja dan ahli waris terkait konsep kolumbarium ini. Puji tuhan akhirnya pada tahun 2017 Pengurus Gereja (DPH), panitia revitalisasi dan sie. Marius bisa mewujudkan sebuah Kolumbarium Mini yang dicobakan pada Makam Katolik yang ada di Bitung paburan. Lahan Makam yang ada di bitung luasnya 1450 m2, dan jumlah Kolumbarium yang sudah disiapkan ada 200 lubang.
Dengan kerja keras dan usaha persuasive serta komunikasi yang aktif dari semua pihak program ini bisa dilaksanakan dengan baik. Sedikit demi sedikit sudah 18 makam yang sudah dipindahkan ke Kolumbarium. Dan respon dari para ahli waris sangat merasakan manfaatnya dari program ini.
Semoga dengan pemahaman umat dan kerjasama semua pihak diharapkan KOLUMBARIUM yang sesungguhnya bisa terwujud sesuai cita-cita awal di Kampung sawah, karena hal seperti ini tidak semua Paroki yang ada di Keuskupan Agung Jakarta memilikinya. Kekhasan ini tentunya sejalan dengan ingin mewujudkan Gereja St. Servatius dengan “OASE ROHANI BERNUANSA BETAWI”.
Hari Wibowo
Woiii, umat Paroki Servatius. Kalo pada punya berita apa kek, poto apa kek, kegiatan apa kek, mao nyang lingkungan, apa nyang kategorial bisa ditongolin di media, kirim aja ke : parokisantoservatius@gmail.com