Asyiknya Belajar Membuat Tembikar


Laskar Musa belajar membuat tembikar dari tanah liat pada 30 Mei 2019. Anak-anak pecinta lingkungan tersebut belajar membentuk tanah liat hanya dari sebongkah tanah liat menjadi sebuah bentuk yang indah. Banyak pelajaran yang bisa didapatkan dari sini. Ternyata membuat tembikar itu mengasikkan. Namun perlu melewati proses yang panjang.

Tanah yang digunakan pun berbeda, bukan tanah liat biasa. Setelah diproses untuk mendapatkan tanah liat yang baguss, baru kemudian bisa  dibentuk. Membentuknya pun harus memakai beberapa teknik, tidak boleh terlalu banyak air, dan juga tidak boleh terlalu kering. Karena hasilnya bisa pecah, atau bahkan tidak terbentuk. Setelah dibentuk, kemudian harus dibakar sekitar 10 jam. Setelah itu baru bisa diwarnai. Setelah diwarnai, harus masuk tungku lagi untuk dibakar. Lumayan panjang juga ya prosesnya. 
.
.


Nah setelah mengetahui prosesnya, kita menjadi bisa lebih MENGHARGAI profesi orang kan? Itu masuk dalam "Green Culture"
.Sering miris saat dengar orang bilang "cuma gitu doang kok mahal, gampang itu buat nya"
.
Semoga dengan pembelajaran hari ini, anak2 Laskar Musa belajar lebih banyak soal empaty. 
.
Sampai jumpa di kegiatan yang lainnya... 
.

Terima kasih untuk pak Ignatius Iswanto untuk pembelajaran hari ini. KakDensy Osmunda, kak Yuli Gea Gea, mbok Natalia Budi Mulyani, dan madam Madamchery Chery Cher

 

Penulis: Agnes Sara Djojoroemekso

Editor: Brian Prasetyawan

Woiii, umat Paroki Servatius. Kalo pada punya berita apa kek, poto apa kek, kegiatan apa kek, mao nyang lingkungan, apa nyang kategorial bisa ditongolin di media, kirim aja ke : parokisantoservatius@gmail.com